Akar akar dari kebudayaan yang terlanjur memasungku
,mengurung kebebasanku dalam kandang penuh duri
.
Untuk menjadi beda ,entah karna khayalan dan mimpi
indah mulai menawarkan aku kebutaan ,hingga tak tampak lagi batasan antara
emosi dan obsesi .
Hingga saat ini bentuk kecil dalam tulang dada mulai
suka untuk melontarkan kata kata kasar ,serapah laknat yang mencoba lukiskan amarah yang tersimpan .
Namun seketika keadaan mulai berganti latar ,saat itu
lah perasaan bersalah muncul bersama keraguan yang datang hampir selalu
bersamaan mencoba mendobrak benteng
benteng rusuk penuh kebencian dan
kesombongan ,melahirkan iri ,putus asa dan ketidak pedulian terhadap sekitarnya
.
Aku tak bisa menyalahkan narator atas ini ,atau sang penulis yang
selayaknya angin ,ia merupakan bentuk yang terlalu kuat untuk bisa kumanipulasi
sendiri ,aku hanya tokoh ,seorang tokoh .
Aku mati suri dalam semangat tanpa realisasi nyata ,aku
tergelincir jatuh tenggelam dalam keruhnya lumpur angan buaian ,
aku lemah ,
aku lemah ,
aku masih lemah !